Jakarta, BeritaSatu.com -

Pandemi tidak menyurutkan semangat rumah produksi Temata Studios untuk kembali berkarya. Usai produksi film "Kadet 1947", tahun ini, Temata Studios akan memproduksi film "Mauli Bulung”. Proyek terbaru ini diambil dari salah satu naskah terbaik keluaran Scene 2020, program masterclass pengembangan skenario film dan TV yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada Oktober 2020 lalu.

Lewat program Scene 2020 yang serentak digelar di Bali, Yogyakarta, dan Medan tersebut, penulis daerah saling adu kemampuan mengembangkan skenario film dengan unsur lokal. Program tersebut menjadi titik awal kolaborasi Temata dan Kemenparekraf. Kabar kolaborasi ini resmi diumumkan dalam Launching Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia: Beli Kreatif Danau Toba yang digelar Sabtu (20/2/2021) di Toba, Sumatera Utara oleh Kemenparekraf.

“Awalnya, Kemenparekraf mencari rumah produksi yang cocok untuk menggarap naskah penulis daerah. Setelah proses diskusi dan penilaian oleh Kemenparekraf, akhirnya kami bisa memilih salah satu naskah terbaik hasil dari workshop. Kami sendiri juga punya inisiatif serupa dengan Kemparekraf, namanya Temata Locals. Ini adalah kegiatan edukasi dan produksi film yang melibatkan filmmaker daerah atau filmmaker yang mengangkat tema Indonesia. Jadi bisa dibilang, kolaborasi dengan Kemenparekraf ini juga berkat visi misi kami yang sejalan.” jelas Direktur Produksi Film dan Serial Temata Studios, Rahabi Mandra dalam siaran pers yang diterima Beritasatu, Senin (22/2/2021).

Lebih lanjut Rahabi menjelaskan pertimbangan pemilihan cerita untuk proyek terbaru Temata ini.

“Kisah 'Mauli Bulung' menarik karena mengangkat domestic issue yang kental dengan adat-istiadat. Cerita keluarga itu biasanya terasa dekat dengan banyak kalangan, jadi kami cukup mantap menggarap film yang bisa menyerap audiens secara luas. Selain itu, di film ini kami ingin mengekspos keindahan Danau Toba. Ini sejalan dengan misi Kemenparekraf untuk menjadikan Danau Toba sebagai salah satu 10 Destinasi Bali Baru,” tambahnya.

Menurut Temata, potensi sineas film di daerah sangat besar, namun seringkali terkendala akses produksi dan pendidikan yang terbatas. Program Temata Locals menjadi salah satu inisiatif Temata untuk mengembangkan ekosistem film di daerah.  

Salah satu aktor pengisi film ini adalah Teuku Rifnu Wikana, yang pernah membintangi "Night Bus" yang juga digarap oleh Rahabi Mandra sebagai penulis skenario, dan memenangkan enam penghargaan di ajang Festival Film Indonesia 2017.

Read the full article here